Selasa, 26 Januari 2016

PERTAMA:
“Khalifah” Ibrahim Awwad alias Abu Bakar Al Baghdadi, ia bukanlah dari kalangan jihadis ketika jihad Iraq berlangsung, sebagaimana yang dijelaskan oleh Abu Sulaiman Al Utaibi, seorang mantan qadhi Daulah Islam Iraq. Pada tahun 2004, Ibrahim Awwad meninggalkan negerinya yang terjajah dan menetap di Suriah dan baru kembali ke Iraq pada tahun 2006!! Abu Abdullah Al Mansour yang pernah menjadi komandannya di Jaisy Mujahidin mengatakan bahwa ia: “berakhlak buruk, seorang yang bodoh dan orang yang suka mengikuti hawa nafsu, ia banyak memberikan keburukan bagi jihad Iraq, dan pada hari ini ia membawa keburukannya ke Syam!”. Al Baghdadi tidak pernah bertemu dengan para petinggi jihad semisal Syaikh Ayman Azh Zhawahiri dan Syaikh Usamah bin Laden. Sebelum Amerika menjajah Iraq, ia tidak pernah berjihad di luar Iraq atau ditangkap karena kegiatan islamnya, padahal pada masa-masa itu, umurnya telah lebih dari 30 tahun, dan ia belum terbukti pernah bertemu langsung dengan Syaikh Az Zarqawi.
KEDUA:
(Ket: Foto Abu Ali Al Anbari kami ambil dari situs tahrirsouri.com,-red)
Abu Ali Anbari, ia adalah komandan lapangan ISIS dan bukan dari kalangan jihadis, sama seperti Al Baghdadi. Al Anbari adalah seorang pejabat militer Partai Ba’ats yang mengabdi pada pasukan Saddam hingga tahun 2003. Tidak ada satupun catatan yang menunjukkan bahwa Al Anbari pernah melaksanakan kegiatan jihad selama masa-masa awal invasi (Amerika ke Iraq), ia juga tidak dikenal oleh para petinggi Al Qaeda, ia dikenal sebagai seorang yang kejam, jahat, dan tidak faham syariat, sebagaimana yang kesaksian Syaikh Abu Firas As Suri (Juru bicara Jabhah Nushrah) dan Syaikh Faruq As Suri, keduanya adalah petinggi Al Qaida dan veteran Afghan yang masih merupakan sahabat Syaikh Usamah bin Laden.
KETIGA:
Al Adnani, Sang juru bicara resmi Daulah, ia adalah seorang pemuda yang tak berpengalaman dan suka bersikap kurang ajar (sebagaimana yang digambarkan oleh Syaikh Abu Muhammad Al Maqdisi dan para ulama jihadis lainnya), ia tidak pernah bertemu dengan Syaikh Az Zarqawi, apalagi dengan para petinggi jihad di seluruh dunia.
KEEMPAT:
abu aiman
Abu Ayman Al Iraqi, seorang mantan pejabat militer Partai Ba’ats, ia pernah berkata di hadapan para komandan mujahidin di wilayah As Sahil, Suriah, bahwa ia tidak ingin menerapkan hukum syariat, akan tetapi ia ingin menerapkan hukum rimba. Dengan tangannya ia telah membunuh Syaikh Jalaluddin Bayirli Rahimahullah, ketua Hai’ah Syariah tanpa didasari dengan bukti dan keputusan hukum dari mahkamah syariat. Seperti para komandan ISIS lainnya yang terkenal suka berkhianat, begitu juga dengan Abu Ayman, ketika ia masih menjabat sebagai Wali (gubernur) Provinsi Latakia, ia pernah bersepakat dengan kelompok-kelompok lain yang konsekuensinya ia harus melepaskan para tawanan yang ada di pihaknya, namun setelah mereka dilepaskan dan diberikan jaminan keamanan, mereka dibunuh!
KELIMA:
Umar Ash Shishani, ia lahir pada tahun 1986, ia adalah seorang mantan serdadu di kesatuan militer Georgia, dan ia belum pernah berjihad selain di Syam, (ia diberhentikan dari kesatuan militernya di Georgia pada bulan Juni 2010), kemudian ia membangkang keputusan amirnya yang telah ia bai’at di Kaukasus dengan bergabung ke ISIS, lalu mulailah ia menumpahkan darah kaum muslimin tanpa alasan yang dibenarkan. Amir Imarah Islam Kaukasus Ali Ad Dagestani mengatakan bahwa Umar Ash Shishani tidak tahu banyak mengenai fitnah yang ia hadapi, karena ia tidak mahir berbahasa Arab dan berbahasa Rusia!!
KEENAM:
Hajji Bakar, seorang mantan pejabat militer Partai Ba’ats, ia mengabdi pada pemerintahan Saddam yang selalu menindas kubu Islam sampai pada masa penjajahan Amerika ke Iraq.
KETUJUH:
Abu Muslim At Turkmani, seorang mantan pejabat militer Partai Ba’ats, ia mengabdi pada pemerintahan Saddam yang selalu menindas kubu Islam sampai pada masa penjajahan Amerika ke Iraq.
KEDELAPAN:
Abu Abdurrahman Al Bailawi, seorang mantan pejabat militer Partai Ba’ats, ia mengabdi pada pemerintahan Saddam yang selalu menindas kubu Islam sampai pada masa penjajahan Amerika ke Iraq.
Para petinggi Harakah Ahrar Syam bisa saja berkata kepada mereka, “Inilah para komandan kami, mana para komandan kalian?”. Tidak ada seorangpun dari petinggi ISIS yang memiliki latar belakang ilmu atau jihad, mayoritas mereka adalah orang-orang yang menghabiskan hidupnya mengabdi untuk pemerintahan Parta Ba’ats dan menganiaya serta menyiksa kaum muslimin. Tidak ada seorangpun dari mereka yang merupakan sahabat Syaikh Az Zarqawi, apalagi sahabat para komandan senior jihad global.
Namun Harakah Ahrar Syam tidak pernah membicakaran hal ini, yaitu pembicaraan yang menfokuskan individu-individu ketimbang fokus terhadap pemikiran. Harakah Ahrar Syam lebih memilih membantah para anggota ISIS dengan dalil-dalil syar’i dan argumen-argumen yang berdasarkan logika.
ISIS juga menuduh bahwa para anggota Jabhah Nushrah adalah orang-orang murtad dan shahawat. Padahal mayoritas para petinggi Jabhah Nushrah adalah seperti para petinggi Harakah Ahrar Syam, yaitu orang-orang yang malang melintang dalam hal keilmuan dan jihad, orang-orang yang pernah berbaur dengan para mujahid senior seperti Syaikh Abdullah Azzam, Syaikh Usamah bin Laden dan Komandan Khaththab. Di antara mereka ada Syaikh Abu Firas As Suri, Syaikh Faruq As Suri, Abdul Muhsin Asy Syarikh alias Sanafi An Nashr, dan Muslim Ash Shishani.
Meskipun para petinggi ISIS sedikit kadar keilmuannya dan sejarah tidak mengakui kebesaran mereka, namun para pemuda yang bodoh dan dangkal keilmuannya, yang disifati dalam sebuah atsar sebagai: “orang yang tidak teratur dan bodoh, serta selalu mengikuti siapapun orang yang menuntunnya”, mereka tetap mengikuti ISIS meskipun banyak kejahatan yang telah ia lakukan. Kepahlawanannya hanya sebatas pada yel-yel yang ia teriakkan, yang yel-yel tersebut hampir sama dengan yel-yel pemerintahan Iran dan Hizbu Iran Lebanon.
 
Penulis : Abu Ahmad Al-Anshari
 
Diterjemahkan oleh :
logo-muqawamah-189x177

Tidak ada komentar:

Posting Komentar